Ibadah Haji seluruhnya adalah simbol dan makna yang harus diketahui
oleh calon jamaah Haji yang akan melaksanakannya. Salah satunya adalah
Haji sebagai Simbol perjuangan kemanusiaan. Mari kita cermati mulai
dari cara Ihram, Thawaf mengelilingi ka’bah, Sa’i, Wuquf di Arafah, Melontar jumrah, Hajar Aswad, Qurban dan Tahallul. Semuanya merupakan Ritual dan Ibadah yang penuh Hikmah, Makna dan Simbolik.
Ihram
Ihram yakni pakaian yang terdiri dari hanya selembar kain, tanpa sepatu
dan tutup kepala. Pakaian ini seperti pakaian pengemis yang menjadi
simbol dari peminta-minta, pengemis tidak pantas menggunakan pakaian
yang menggambarkan kehebatan manusia dari sisi duniawi.
Karena itu, pada diri seorang jamaah haji, tidak boleh lekat tubuhnya
simbol kesombongan dan pada saat menunaikan haji itu. Manusia tidak
boleh memiliki kesibukan lain kecuali kesibukan dalam rangka mencari
perhatian dari Allah Swt. Di hadapan Allah, semua manusia sama, kecuali
ketakwaannya. Sementara pakaian sering kali bisa menjadi simbol
perbedaan dan menggambarkan status sosial dan pengaruh kejiwaan.
Ini berarti, seorang haji harus menanggalkan segala macam perbedaan,
keangkuhan dan status sosial dalam berinteraksi dengan kebenaran yang
datang dari Allah Swt. Karena itu sebagai seorang muslim kita tidak
boleh mengukur kebenaran dari jabatan status sosial, harta dan
sebagainya.
Ihram dalam simbol persamaan derajat manusia dalam menghadap Allah SWT.
Pakaian seperti itulah yang akan dikenakan setiap Muslim dalam menghadap
Allah sesudah kematiannya. Dan itu pula sebabnya mengapa ibadah haji
disebut juga dengan latihan untuk mati atau kembali kepada Allah.
Karena itu, seorang haji semestinya telah memilki kesiapan yang lebih
baik dalam bentuk amal saleh yang banyak untuk menghadapi kematian,
kapan pun, dimana pun dalam kondisi keadaan pun juga. Allah berfirman :
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia
beramal saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam
beribadah kepada Tuhannya (QS. 18:110).
Thawaf mengelilingi ka’bah
Thawaf Secara harfiah berarti berkeliling atau mengitari sesuatu. Dalam
Haji ia berarti prosesi mengelilingi, mengitari bangunan kubus (Ka’bah)
sebanyak tujuh kali. Ka’bah,menurut al Qur’an, adalah rumah paling awal
dibangun manusia. Ia sengaja dibangun sebagai symbol pusat rotasi
kehidupan semesta. Ka’bah bagai matahari yang menjadi pusat tata surya
yang dikelilingi oleh planet-planet. Ini sesungguhnya hendak
menggambarkan bahwa seluruh alam semesta berputar tak pernah berhenti
mengitarinya, sambil menyenandungkan pujian dan memahasucikan
Allah,Penciptanya. “Yusabbihu Lahu ma fi al Samawati wa al Ardh”.
Thawaf juga adalah simbol perjuangan manusia untuk
mendekatkan diri kepadaAllah, menyatukan langkah, pikiran dan hati
manusia dalam nuansa hati yang sepenuhnyapasrah kepada dan menuju ke
satu titik dari mana mereka berasal dan ke manapula mereka akan kembali.
Titik itu tidak lain adalah Allah. Dia adalah pusat Eksisensi, kepada
siapa seluruh alam semesta, termasuk manusia harus mengabdidan
menghambakan diri, karena Dialah Penciptanya. Perjuangan hidup manusia
seharusnya memang di arahkan dalam kerangka ini dan bukan ke arah dan
dalam kerangka yang lain. “Siapa yang mencari cara hidup selain
menundukkan dan memasrahkan diri kepada Tuhan, maka tidak akan diterima,
dan dia akan sengsara di hari kemudian”.
Sa’i/Berlari Kecil
Sa’i secara literal berarti berusaha dan bekerja keras. Dalam ibadah
Haji ia berarti prosesi berjalan kaki dan kadang-kadang berlari kecil,
dari bukit Shafake bukit Marwah. Ini adalah simbol perjuangan manusia
untuk mempertahankan eksistensi (hidup) yang tak pernah berhenti. Ya,
perjuangan untuk survive.Tujuh seringkali adalah angka kiasan untuk arti
banyak dan tak terbatasi.
Simbol ini pada mulanya ditampilkan melalui kisah seorang perempuan
bernama SitiHajar. Ia mencari air di lembah yang tandus untuk Ismail,
seorang bayi yang baru saja dilahirkannya. Bayi ini anak hasil
perkawinanya dengan Nabi Ibrahim.Kelahirannya sudah lama diidamkan
ayahnya. Sayang begitu lahir, atas perintah Allah, Ibrahim harus
meninggalkan sang anak dan ibunya. Ibrahim ke Palestina. Di tanah yang
tandus,kering kerontang, tanpa tumbuhan itu, kedua anak manusia yang
lemah itu harus berjuang untuk hidup. Sesuatu yang dicari sang ibu
adalah air, karena air adalah sumber utama kehidupan, sekaligus
kesuburan bagi manusia dan alam. Allah mengatakan:”Dan Kami jadikan dari
air segala sesuatu”(QS.Al Anbiya,30). Tuhan lalu menganugerahi nya air
Zam-zam. Ada bilang “Tham-Tham”(Tha’am=makanan).
Wuquf di Arafah
Wuquf di Arafah. Makna hafriyahnya adalah berhenti, berdiam dirisejenak
di area tanah yang maha luas dan kering, di Arafah, yang konon, di
situtempat bertemunya kembali nabi Adam dan Siti Hawa. Dalam ibadah haji
Wuqufberarti berada di Arafat untuk berizikir, berdoa dan
berkontempelasi. Iniadalah kegiatan yang paling utama. “Al Hajj Arafah”,
kata Nabi. Begituutamanya sehingga para jamaah yang tidak sempat
berada di tempat ini, belumdianggap telah melaksanakan haji. Dia harus
mengulangi hajinya pada kesempatanyang lain.
Prosesi ini merupakan contoh atau gambaran keberadaan manusia
yangdicita-citakan Allah. Di tempat ini semua manusia dari berbagai
pelosok duniadengan berbagai bahasa, suku, warna kulit, tradisi, aliran
keagamaan,kebangsaan, jabatan, pangkat dan lain-lain bersatu dan
bersama-sama menghadapAllah sebagai Penguasa alam semesta Satu-satunya.
Kedudukan mereka di hadapanAllah adalah sama.Orang yang paling
dimuliakan dan dihargai Allah adalah orangyang paling taqwa, orang yang
paling ikhlas mengesakan Allah dan paling banyakamal baiknya.
Arafah juga merupakan gambaran di dunia bagaimana kelak di hari
kiamatsemua manusia akan dikumpulkan dan menunggu keputusan Allah akan
nasibsesudahnya, apakah akan dimasukkan ke dalam surga atau ke neraka.
Sama sepertidi tempat ini, semua manusia di padang Mahshyar kelak, dalam
keadaan tanpamembawa apa-apa dan hanya akan membawa iman dan amalnya
masing-masing sekaligusmempertanggungjawabkannya di hadapan Allah swt.
Di Mahsyar kelak, tidak adalagi harta, kekuasaan,kekerabatan, pertemanan
dan keluarga yang bisa menolongatau membantunya. Allah berfirman :
“Hari di mana harta dan anak-anak tak akan berguna, kecualiorang-orang
yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. Dan di hari
itudidekatkanlah surga kepada orang-orang yang bertaqwa, dan
diperlihatkan denganjelas neraka kepada orang- orang yang sesat).(Q.S.al
Syu’ara,[26:88-89).
Deklarasi Kemanusiaan Universal
Di Arafah, 15 abad yang lalu, Nabi besar Muhammad saw, menyampaikan
pidato sebagai pesan terakhirnya yang ditujukan kepada seluruh umat
manusia.Pidato Nabi yang disampaikannya di atas untanya tersebut
dihadiri oleh sekitar100 ribu orang. Isi dari pidato tersebut antara
lain sebagai berikut:
“Wahai manusia, dengarkanlah perkataanku ini, karena aku tidak
tahuapakah aku dapat menjumpaimu lagi setelah tahun ini di tempat wukuf
ini.
“Wahai manusia. Sesungguhnya darah kamu dan harta kekayaan kamumerupakan
kemuliaan bagi kamu sekalian, sebagaimana mulianya hari ini di
bulanyang mulia ini, di negeri yang mulia ini. Ketahuilah sesungguhnya
segalatradisi jahiliyah mulai hari ini tidak berlaku lagi. Segala
sesuatu yangberkaitan dengan perkara kemanusiaan (seperti pembunuhan,
dendam, danlain-lain) yang telah terjadi di masa jahiliyah, semuanya
batal dan tidak bolehberlaku lagi.
“Wahai manusia. Aku berwasiat kepada kalian, perlakukanlah
perempuandengan baik. Kalian sering memperlakukan mereka seperti
tawanan. Kalian tidakberhak memperlakukan mereka kecuali dengan
baik(kesantunan)”.
“Wahai manusia, aku berwasiat kepadamu, perlakukan isteri-isterimudengan
baik. Kalian telah mengambilnya sebagai pendamping hidupmu
berdasarkanamanat Allah, dan kalian dihalalkan berhubungan suami-isteri
berdasarkan sebuahkomitmen untuk kesetiaan yang kokoh”. Dan masih banyak
Pidato Rasulullah ketika di arafah.
Melontar jumrah
Jumrah adalah melempar batu di tiga tempat di Mina, masing-masing tujuh
kali.Pada tanggal 10 zhul Hijjah para haji hanya dibolehkan melempar 7
batu di satu tempat saja, yang disebt Jumrah Aqabah/Kubra). Tanggal 11
dan 12 Zhulhijjah, mereka wajib melakukannya di tiga tempat: Ula, Wusta
dan Aqabah.
Jumrah adalah simbol perjuangan manusia untuk membersihkan hati dengan
membuangdan melemparkannya jauh-jauh kecenderungan-kecenderungan
egoistik yang seringkali menyesatkan bahkan menyengsarakan manusia yang
lain. Ia sering digambarkan bagai mengusir setan, karena makhluk inilah
punya karekter yang selalu ingin menyesatkan manusia. Angka Tujuh
menunjukkan sekali lagi bahwa perjuangan ini tidak boleh berhenti. Ini
karena dalam diri manusia ada kecenderungan melampiaskan nafsunya secara
tak terkendali dan acapkali diarahkan untk menghancurkan kemanusiaan.
Allah menyatakan : “Sesungguhnya hawa nafsu selalu menggerakkan manusia
ke arah tindakan-tindakan yang buruk”.(QS.Yusuf,53).
Tahallul
Tahalul artinya halal. Bagi jamaah haji, setelah tahalul dengan
menggunting atau mencukur rambut, berarti apa-apa yang semula tidak
diperbolehkan untuk dilakukan, sekarang menjadi boleh. Ini berarti,
seorang haji hanya malakukan hal-hal yang dibolehkan oleh Allah dan
Rasul-Nya, hal-hal yang diharamkan, baik itu yang menyenangkan atau
menguntungkan, maka dia tidak akan melakukannya.
Dengan demikian, setelah seorang muslim menunaikan ibadah haji, dia
dituntut membuktikan kemabruran hajinya itu dengan sikap dan perilaku
yang sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana yang dicontohkan oleh
Rasulullah Saw.
Hajar Aswad
Mengapa Tuhan memilih Hajar sebagai simbol. Hajar diindentifikasi
dengan sejumlah identitas sosio-kultural-politik. Hajar adalah
perempuan, berkulit hitam, budak dan berkasta (kelas) rendah. Seluruh
identitasnya adalah rendah dalam pandangan masyarakatnya ketika itu.
Akan tetapi ia adalah seorang perempuan yang bertanggungjawab. Ali
Syari’ati mengatakan: “Ia seorang ibu yang mencinta,sendirian,
mengelana, mencari dan menanggungkan penderitaan dan kekhawatiran,tanpa
pembela dan tempat berteduh, terlunta-lunta, terasing dari
masyarakatnya,tidak mempunyai kelas, tidak mempunyai ras dan tidak
berdaya. Ia seorang yangkesepian, seorang korban seorang asing yang
terbuang dan dibenci”.(AliSyari’ati, Haji,hlm.47)
Melalui Hajar, Tuhan tengah memperlihatkan pembelaan dan perhatian-Nya
kepada nya justeru manakala masyarakat manusia mencampakkannya hanya
karena jenis kelaminnya yang perempuan. Tuhan juga membelanya karena dia
dilekati identitas-identias sosial yang juga sering dipandang rendah,
kelas dua, tak berharga oleh masyarakatnya. Tetapi Allah justru
menghargainya. Melalui Siti Hajar, Tuhan sedang menunjukkan bahwa
manusia adalah sama di hadapan-Nya, dan harus dihormati, apapun jenis
kelamin dan apapun identitas sosialnya. Allah menyatakan: “Dan Sungguh,
Kami (Allah), memuliakan Anak-anak Adam”.
Yang menarik lagi adalah bahwa Siti Hajar, isteri nabi Ibrahim, bapak
para Nabi itu, sungguh, tidak berjuang hanya untuk dirinya sendiri,
tetapi juga untuk seorang anak manusia yang tidak berdaya, seorang
bayi,yang kelak menjadi Nabi dan utusan Tuhan dan demi keluarganya.
Maha Suci dan Maha Agung Allah, sangat menakjubkan,karena sampai hari
ini air zam-zam terus mengalir deras, tanpa pernah kering sampai hari
ini. Ia adalah air yang bersih dan jernih. Bermiliar orang dari seluruh
dunia telah meminumnya. Zam-zam melambangkan sumber kehidupan
yangbersih, sehat dan halal. Ini sesungguhnya mengarahkan manusia agar
mencari sumber kehidupan yang bersih dan halal. “Tuhan adalah Maha
Bersih dan hanya merestui makanan yang bersih (halal)”, kata Nabi.
Qurban saat Haji
Simbol Haji yang Selanjutnya adalah Qurban. Secara harfiah ia berarti
dekat atau mendekatandiri. Dalam Haji ia berarti mendekatkan diri kepada
Allah, melaluipenyembelihan ternak. Memenuhi seruan Tuhan dengan cara
menyembelih hewan padaperistiwa ini adalah salah satu bentuk ketaqwaan
kepada-Nya. Al Qur-an menyebutkan : ” dan telah Kami jadikan untuk kamu
unta-unta itusebagai bagian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan
yang banyak dari halitu. Dan daging-daging unta dan darahnya sama sekali
tidak akan dapat mencapaiTuhan. Tetapi ketaqwaan kamulah yang dapat
mencapainya”.(QS.Al Hajj, 22 : 36-37).
Qurban adalah simbol perjuangan manusia mewujudkan solidaritas
sosial-ekonomi demi kesejahteraan bersama. Allah menyatakan : “Kemudian
bila (hewan itu) telah roboh, maka makanlah sebagiannya dan beri
makanlah orang yang rela dengan keberadaannya (kemiskinannya) dan orang
yang minta-minta”. Seorang penafsir modern Rasyid Ridha menyatakan bahwa
ibadah qurban melambangkan perjuangan kebenaran yang menuntut tingkat
kesabaran, ketabahandan pengorbanan yang tinggi”. Pandangan ini
mengajak kita untuk menaruh perhatian yang tinggi kepada dimensi moral
dan perjuangan kemanusiaan ini.
Dan semua harus terus diperjuangkan bagi terwujudnya keadilan dan
kesejahteraan sosial. Kepemihakan Islam terhadap komunitas manusia yang
miskin atau dimiskinkan oleh struktur sosialnya merupakan komitmen utama
Islam. Menyembelih hewan adalah menyembelih sifat-sifat kebinatangan
yang menyesatkan dan yangseringkali tidak peka dan tak peduli terhadap
penderitaan orang lain.
Artikel haji dan Makna Simbol dalam Ibadah Haji
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar